Sumber: www.nu.or.id
Khutbah I
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اَلَّذِى
خَلَقَ اْلإِنْسَانَ خَلِيْفَةً فِي اْلأَرْضِ وَالَّذِى جَعَلَ كُلَّ شَيْئٍ إِعْتِبَارًا
لِّلْمُتَّقِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً وَّسُرُوْرًا. أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ
يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْئ ٍقَدِيْرٌ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ
سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَأَفْضلِ اْلأَنْبِيَاءِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبه أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:
اقراء باسم ربك الذى خلق خلق الانسان من علق اقراء وربك الأكرم
Jamaah
shalat Jumat hadakumullah,
Dalam
Al-Qur'an ada kisah yang cukup populer tentang ditunjuknya Nabi Adam sebagai
khalifah di muka bumi yang lalu disambut dengan "nada protes" para
malaikat karena kahwatir bangsa manusia akan berlaku bejat sebagaimana yagn
sudah-sudah.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي
جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا
وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي
أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Dan
(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat; “Sesungguhnya Aku
hendak jadikan seorang khalifah di bumi.” Mereka bertanya: “Apakah Engkau
hendak jadikan di bumi orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mengkuduskan Engkau?”
Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku tahu apa yang kamu tidak tahu.” (QS
al-Baqarah:30)
Setelah itu
Allah mengajarkan kepada Nabi Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya. Selanjutnya
kemampuan tersebut diperlihatkan kepada para malaikat dengan menguji kapasitas
mereka: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kalian mamang
benar!"
Malaikat
rupanya tak berkutik menjawab tantangan itu. Mereka hanya bisa berkata:
سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا
إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
"Maha
Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana."
Ketika
tantangan yang sama diberikan kepada Nabi Adam, beliau dengan lancar menyebut
nama-nama benda itu. Di sini Nabi Adam menunjukkan keunggulannya dibanding
malaikat yang semula "meremehkannya".
Jamaah
shalat Jumat hadakumullah,
Kenapa Nabi
Adam ‘alaihissalâm bisa menuntaskan tantangan dari Allah, sementara malaikat
tidak? Jawabannya karena ilmu. Dalam kisah tersebut Nabi Adam mendapat karunia
pengetahuan atau ilmu dari Allah sementara malaikat tidak.
Dengan
demikian, di antara unsur pokok yang membuat manusia unggul adalah ilmu. Ilmu
hadir lantaran manusia dianugerahi akal. Itulah alasannya mengapa ilmu tidak
dimiliki binatang. Tidak heran bila Rasulullah bersabda bahwa mencari ilmu
adalah fardhu bagi tiap Muslim laki-laki dan Muslim perempuan.
Atas keunggulan
itu pula Nabi Adam mendapat kemuliaan dari Allah: malaikat dan Iblis
diperintahkan bersujud menghormatinya. Malaikat patuh dengan instruksi ini,
sedangkan Iblis membelot karena dikuasai nafsu kesombongan.
Iblis pun
dikutuk sebagai bagian dari kelompok kafir dan calon penghuni neraka selamanya.
Dan Nabi Adam bersama sang istri (Hawa) dipersilakan tinggal dalam kenikmatan
surgawi.
Jamaah
shalat Jumat hadakumullah,
Apakah ilmu
saja cukup? Ternyata tidak.
Nabi Adam
ternyata tak selalu di "posisi atas". Dalam kisah selanjutnya Nabi
Adam tampak tidak kuat menahan godaan setan sehingga ia bersama Hawa
dikeluarkan dari berbagai kenikmatan itu.
Kata Allah:
اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ
فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ
"Turunlah
kalian! Sebagian kalian menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kalian ada
tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan". (QS al-Baqarah: 36)
Nabi Adam
dan Hawa pun tinggal di bumi. Tak seperti sebelumnya, mereka berdua kini
tinggal di bumi yang tidak sempurna, mengandung kesenangan sementara, dan sarat
hawa permusuhan antarsesama. Dalam konteks ini, kekhawatiran malaikat bahwa
manusia akan membuat kerusakan di dunia dan saling menumpahkan darah, menjadi
bermakna.
Setelah
peristiwa pernjerumusan oleh setan itu Nabi Adam menerima petunjuk (kalimât)
dari Allah, lalu melakukan pertobatan.
فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ
فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
"Kemudian
Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS al-Baqarah:
37)
Jalaluddin
as-Suyuthi dalam kitab ad-Durul Mantsûr fît Tafsîril Ma’tsûr berdasarkan
riwayat dari ath-Thabrani dalam al-Ausath memaparkan, ketika Nabi Adam diusir
ke bumi, ia mendatangi Ka'bah lalu shalat dua rakaat. Allah pun memberika ilham
doa berikut ini:
اللّهُمّ إِنّكَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلَانِيَتِيْ
فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأَعْطِنِيْ سُؤَلِيْ وَتَعْلَمُ مَا
فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ
قَلْبِيْ وَيَقِيْنًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيْبُنِيْ إِلَّا مَا
كَتَبْتَ لِي وَأَرْضِنِيْ بِمَا قَسَّمْتَ لِي
“Ya Allah,
sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, karena itu
terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku.
Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku. Ya Allah sungguh aku
memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga
aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya
Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku.”
Allah
kemudian menjawab doa Nabi Adam:
“Hai Adam,
Aku telah terima taubatmu dan telah Aku ampuni dosamu. Tidak ada seorang pun di
antara keturunanmu yang berdoa dengan doa sepertimu kecuali Aku ampuni
dosa-dosanya, Aku angkat kesedihan dan kesulitannya, Aku cabut kefakiran dari
dirinya, Aku niagakan dia melebihi perniagaan semua saudagar, Aku tundukkan
dunia di hadapannya meskipun dia tidak menghendakinya.”
Jamaah
shalat Jumat hadakumullah,
Apa yang
bisa kita petik dari peristiwa terakhir ini? Di luar ilmu pengetahuan, manusia
membutuhkan petunjuk Allah, ilham atau agama. Benar bahwa ilmu itu penting dan
menjadi pembeda antara makhluk yang bernama manusia dan makhluk yang bernama
binatang. Tapi, agama jauh lebih penting karena ia menjadi jalan bagi setiap
orang untuk berada di fitrah ketuhanan.
Dengan ilmu
saja manusia masih bisa tersesat. Bukankah peperangan yang mengorbankan jutaan
nyawa manusia, kesewenang-wenangan kekuasaan, korupsi uang rakyat, perusakan
alam, atau sejenisnya justru berlangsung dan dikendalikan dengan ilmu? Bukankah
banyak pula kecanggihan teknologi sebagai produk kemajuan ilmu pengetahuan
melahirkan senjata pembunuh, mesin pengerusak, atau perangkat pemuas
keserakahan manusia?
Itulah sisi
gelap ilmu pengetahuan, dan agama yang memuat nilai-nilai luhur akan
meneranginya. Agama memberikan garis yang jelas tak hanya tentang bagaimana
menghamba kepada Allah. Tapi juga manusia memuliakan manusia lainnya dan
memuliakan alam sekitarnya. Ilmu pengetahuan tentu bisa sangat bermanfaat, tapi
godaan nafsu, ego, keakuan, yang dimiliki manusia bisa melencengkannya ke arah
hal-hal yang nista.
Kekhalifahan
manusia dengan demikian dibentuk oleh dua unsur pokok, yakni ilmu dan agama
atau wahyu.
Semoga kita
semua dijaga oleh Allah subhânahu wata‘âlâ dari kesesatan berpikir dan tindakan
melalui cahaya hidayah-Nya yang luas. Wallahu a'lam bish-shawab.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ
فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ
اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ
أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ
وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا
مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ
عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ
وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ
اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرْ
0 komentar:
Posting Komentar