Sabtu, 07 Oktober 2017

Tebuireng Berduka, Cucu Hadratussyekh Gus Cecep Wafat


Jombang - Pesantren Tebuireng Jombang hari ini berduka. Salah seorang putra terbaik, yakni KH Muhammad Natsir Karim atau biasa disapa Gus Cecep meninggal dunia. Innalillahi wainna ilahi rajiun.

Kepastian kabar ini disampaikan KH Fahmi Amrullah Hadzik kepada NU Online tadi pagi. "Ya, Gus Cecep meninggal setelah shalat Shubuh. Kami sangat berduka," kata Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Putri ini, Sabtu (7/10).

Menurut Gus Fahmi, sebenarnya almarhum mengidap sejumlah penyakit. "Sebelumnya terserang diabet dan juga sakit jantung," katanya.

Dalam rangka berobat dari berbagai keluhan sakit yang diderita, Gus Cecep melakukan perjalanan ke Pasuruan. "Sekitar jam 3 dini hari sebelum Shubuh sudah berada di kediaman, dilanjut istirahat, serta kemudian meninggal," katanya.

Dalam pandangannya, Gus Cecep termasuk sosok kiai yang kaya humor. "Di banyak kesempatan, kami sering bertukar humor dan guyonan dengannya," ujarnya.

Kelebihan lain dari Gus Cecep adalah memiliki jamaah zikir Hizbul Falah. Itu termasuk rangkaian wirid yang dipercaya sebagai amalan dari Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari. "Bersama para jamaahnya, Gus Cecep mengamalkan wirid Hizbul Falah tersebut," terang Gus Fahmi.

Menurut rencana, almarhum yang merupakan putra dari Pengasuh Pesantren Tebuireng era 1950-1951, KH Abdul Karim Hasyim ini akan dimakamkan di pesarean keluarga besar Tebuireng. "Karena Gus Cecep adalah cucu dari hadratussyekh maka berhak dimakamkan di makam keluarga," ujarnya.

Jenazah akan dishalatkan di Masjid Tebuireng usai Zhuhur dan dimakamkan di maqbarah masyayikh Tebuireng pada pukul 14.00 WIB berdampingan dengan keluarga dan masyayikh Tebuireng lainnya.

Setiap harinya, Gus Cecep adalah Pengasuh Pesantren Al-Karimiyah Tebuireng yang berada di Jalan Irian Jaya 313 Dusun Tebuireng Gang III RW 8, Cukir, Diwek, Jombang atau tepatnya di sebelah utara Pesantren Tebuireng.

Gus Cecep merupakan anak ke-4 dari 4 bersaudara, yaitu Nyai Hj Lilik Nailufari, H M Hasyim Karim (Gus Aying), Nyai Hj Cicik Nafiqoh, dan KH Muhammad  Natsir (Gus Cecep).

Ia meninggalkan istri, Nyai Hj Rina Syamsudi, dua putra dan satu putri, serta para santri dan yayasan pesantren yang didirikan sendiri. (NU Online)


0 komentar:

Posting Komentar

Tim Redaksi Buletin Santri Nurul Ulum. Diberdayakan oleh Blogger.