Selasa, 04 April 2017

Musuhku adalah Kawanku

Banyak dari kita yang masih belum bisa menentukan mana musuh dan mana kawan kita yang sebenarnya. Kemunafikan seseorang kadang membuat kita kesulitan untuk memutuskan akan menjadikannya musuh atau kawan. Fenomena seperti inilah yang saat ini menyelimuti kehidupan seorang muslim, khususnya di Indonesia. Rasa bangga terhadap organisasi masing-masing membuat mereka tidak sadar bahwa sebenarnya orang-orang yang mereka bela mati-matian adalah musuh yang seharusnya mereka perangi. Organisasi keagamaan yang ada di Indonesia seperti NU (Nahdhlatul Ulama), Muhammadiyah, HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) dan organisasi lainnya seakan mempunya skat dan mengklaim bahwa organisasi mereka adalah organisasi yang paling benar. Sehingga, tak jarang diantara mereka yang mempunyai perbedaan pemikiran memicu adanya tindakan yang terkesan menjatuhkan antara satu dan yang lainnya.
Sebenarnya yang harus disadari oleh organisasi-organisasi keagamaan yang ada di Indonesia adalah musuh yang seharusnya mereka perangi, bukan saudara seagama yang hakikatnya sama-sama memperjuangkan agama Allah. Sangat miris jika dalam kubu muslim sendiri banyak yang saling menjatuhkan dan bahkan mencaci saudara seimannya. Mereka sibuk memperbaiki nama organisasi ketimbang nama agama mereka. Sehingga, sadar atau tidak, sikap mereka yang melebih-lebihkan organisasi mereka sendiri cenderung menjatuhkan organisasi saudara mereka, dan yang diuntungkan dari situasi seperti ini adalah musuh mereka, yaitu orang-orang non muslim.
Mari melihat sejarah yang terjadi pada masa Rasulullah, dimana kaum Muhajirin dan Anshar bersatu dan bersama-sama melawan kaum kafir Quraisy. Seandainya kaum Muhajirin dan Anshar tidak sadar siapa kawan dan siapa lawan, bisa jadi kemenangan akan diraih oleh pihak musuh, tapi pada kenyataannya, mereka saling bergandengan tangan untuk menjatuhkan kaum kafir Quraisy (tujuan kaum Anshar dan Muhajirin sama). Pada dasarnya, perbedaan antara satu dengan yang lainnya pasti ada, apalagi dalam sebuah organisasi, tapi dibalik perbedaan itu, harusnya kita tetap sadar bahwa kita mempunya hak dan kewajiban terhadap saudara kita sendiri, dimana kita harus memenuhi kewajiban kita terhadap saudara sesama muslim dan berhak mendapatkan hak kita dari saudara kita. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
“Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya ada enam yaitu: 1. Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkan salam, 2. Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3. Jika ia meminta nasehat kepadamu maka berilah ia nasehat, 4. Jika ia bersin dan mengucapkan “Alhamdulillah” maka do’akanlah dengan “yarhammukallah,” 5. jika ia sakit maka jenguklah, dan 6. Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya.” (HR. Muslim)
Hadits diatas menggambarkan bagaimana kita sebagai umat muslim harusnya saling menghargai hak-hak saudara kita. Persatuan umat Islam saat ini merupakan kebutuhan yang mendesak, karena agama mayoritas di negeri ini adalah Islam, maka kestabilan negara tergantung dari umat Islam sendiri. Melihat kembali kejadian beberapa bulan yang lalu yang sempat mneghebohkan negeri ini, yaitu permasalahan penistaan agama (Surat Al-Maidah ayat 51) dimana kejadian ini sempat mempersatukan umat Islam untuk bersama-sama menjatuhkan non muslim yang telah menistakan agama, walaupun ada beberapa orang yang masih memberikan dukungan pada penista agama dengan alasan mereka sendiri, tapi melihat umat Islam yang diselimuti emosi, kestabilan negara sempat terganggu. Ini merupakan bukti jika umat Islam bersatu akan membuat musuh gentar, dan kemarahan umat Islam akan membuat kestabilan negara terganggu. 
Saat ini, yang perlu dilakukan oleh ormas-ormas Islam adalah bersatu, karena musuh-musuh Islam saat ini tidak menyerang dengan fisik, tapi dengan pemikiran, yang kita tak sadar bahwa pemikiran kita telah diracuni oleh musuh-musuh kita sendiri. Jika musuh-musuh Islam melihat bahwa ada keretakan antar ormas-ormas Islam, maka hal tersebut akan membuat mereka semakin gencar untuk menyerang umat muslim, karena mereka berpikir bahwa di kubu Islam sendiri sudah terpecah belah, maka akan sangat gampang bagi mereka untuk membuat umat Islam tunduk terhadap mereka. Menentukan kawan atau lawan adalah hal yang harus kita sadari mulai dari sekarang. Alangkah indahnya jika satu ormas mendukung kegiatan ormas lain, asal kegiatan tersebut tidak merugikan agama, kenapa tidak? bukan menghalang-halangi untuk mencari citra oraganisasi sendiri. Ini yang sebenarnya membahayakan posisi umat Islam, mereka mencaci kegiatan organisasi lain dengan alasan agar nama Islam tidak buruk, tapi pada kenyataannya, mereka melakukan itu untuk mengunggulkan organisasi mereka sendiri.
Bukankah sudah jelas apa yang disampaikan oleh Allah dalam kitab-Nya, surat An-Nahl ayat 90. “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
Artikel ini ditulis bukan untuk membela suatu ormas dan menjatuhkan ormas lainnya. Tapi, artikel ini ditulis semata-mata ingin mengingatkan bahwa sebagai umat Islam, sudah seharusnya kita bersatu. Kita mempunyai tujuan yang sama yaitu membela dan memperjuangan agama. Kita adalah saudara. Tak apa jika kita mempunyai organisasi yang berbeda-beda, tapi tak seharusnya kita lupa bahwa sesama umat muslim harus saling mendukung satu sama lainnya, selama hal itu tidak melanggar hukum syara’. Kita satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain juga akan merasakan sakit. Inilah gambaran yang sebenarnya tentang umat muslim.
Semoga dengan adanya artikel ini bisa membuat kita sama-sama sadar bahwa kita adalah saudara yang harus melindungi saudaranya yang lain. Terlebih untuk ormas-ormas Islam khususnya di Indonesia (NU, Muhammadiyah, HTI dan lainnya). Mari bersama bergandengan tangan, saling membantu, saling mengingatkan jika ada yang salah dengan cara yang ahsan, dan membentuk masyarakat yang lebih mencintai agamanya.

1 komentar:

  1. Lucky Club Casino Site 2021 - Lucky Club
    Lucky Club casino site · Deposit and use your Lucky Club Visa to transfer funds. · Register luckyclub.live a new account with Lucky Club Casino · Make a deposit to receive your

    BalasHapus

Tim Redaksi Buletin Santri Nurul Ulum. Diberdayakan oleh Blogger.