Minggu, 08 Oktober 2017

Jahiliyah dan Seni Sastra


Berbicara mengenai zaman jahiliyah, dibenak orang akan muncul bayangan yang buruk dan kelam. Kehidupan yang penuh kedzaliman dan ke tidak-adil-an. Peperangan terjadi diantara kelompok dan suku. Penguburan bayi perempuan hidup-hidup karena dianggap sebagai aib keluarga. Diskriminasi terhadap perempuan yang dianggap begitu murah dan tak berharga. Tidak jarang seorang wanita dinikahi laki-laki lalu diceraikan setelah mendapat keuntungan dan kepuasan darinya. Begitu rendahnya martabat seorang wanita. Ini merupakan sebagian bukti kemerosotan moral yang terjadi pada masyarakat Arab jahiliyah.
Namun, segala sesuatu pasti ada kebaikannya. Ungkapan ini juga berlaku bagi kehidupan masyarakat Arab Pra-Islam. Bila ditelisik lebih mendalam ada sisi positif yang dapat diambil dari kehidupan mereka. Salah satu hal yang patut ditiru dari kehidupan masyarakat Arab jahiliyah adalah penghormatan mereka terhadap suatu karya dan ilmu pengetahuan, terutama pada orang-orang yang berilmu.
            Selain itu, masyarakat Arab juga dikenal sangat mahir dalam urusan seni, terlebih lagi syair. Sehingga bukan suatu yang asing lagi bagi mereka dalam urusan bersyair. Namun, tidak semua menguasai syair. Hanya segilintir orang yang mampu membuat syair. Bahkan tidak menutup kemungkinan juga hanya suatu golongan kecil.
            Menjadi seorang penyair merupakan sebuah kebanggan tersendiri bagi setiap kelompok masyarakat Arab. Maka, bukan sesuatu yang spesial lagi ketika seorang penyair menjadi tokoh tetua dan orang yang berpangkat dalam kelompoknya. Hal ini merupakan wujud penghormatan masyarakat arab terhadap seni dan pada orang yang berpengatahuan. Bahkan ada satu kebiasaan yaitu ketika ada seorang yang melantunkan syair dari kelompoknya maka akan diadakan pesta dan jamuan bersama.
            Ini merupakan sekelumit bahwa terdapat sisi positif yang dapat diambil dari kehidupan masyarakat Arab pra-Islam. Sehingga pemikiran yang beranggapan zaman jahiliyah yang kelam dan nista tidak selamanya tertempel pada benak orang. Karenanya ada ungkapan yang berbunyi “segala sesuatu pasti ada kebaikannya”. Dan hal ini merupakan salah satu bukti bahwa tidak selamanya yang buruk itu akan tetap buruk. Pasti di dalamnya terdapat nilai positif yang belum banyak orang ketahui. Sehingga tidak mudah dan gampang pengklaiman terhadap seseorang atau suatu kelompok.
Ternyata ke–jahiliahan masyarakat Arab bukan total mereka dalam keadaan yang buruk. Di sisi lain mereka memiliki tradisi dan nilai yang lebih dalam bidang sastra dan interpretasi pada seseorang yang berpengatahuan. Dan sampai sekarang pun, tidak ada yang mengingkari bahwa syair arab merupakan syair yang terindah di dunia. Unsur kebahasaan yang mereka kuasai sangat dalam. Sehingga menjadikan ciri khas tersendiri bagi karya sastra dalam dunia seni.


0 komentar:

Posting Komentar

Tim Redaksi Buletin Santri Nurul Ulum. Diberdayakan oleh Blogger.