YERUSALEM -
Situs yang diyakini sebagai makam Yesus telah dibuka kembali untuk publik di
Yerusalem sejak Rabu lalu. Tapi, para ilmuwan memperingatkan bahwa situs suci
tersebut rawan runtuh.
Tim pekerja
dan para ilmuwan dari Universitas Teknik Nasional Athena (NTUA) telah
menghabiskan sembilan bulan terakhir untuk merestorasi Edicule, sebuah situs
yang diyakini sebagai makam Yesus di Yerusalem Timur.
Gereja
Ortodoks Yunani, Katolik Armenia dan Romawi adalah penjaga bersama situs makam
tersebut. Tiga otoritas gereja itu bersatu mendanai proyek restorasi makam
Yesus senilai lebih dari USD3 juta.
Laporan lain
menyebut Raja Yordania Abdullah II juga menjadi donatur besar dalam proyek ini.
Tapi, pemerintah Yordania enggan mengonfirmasi. Pemerintah Yordania secara
resmi ikut dalam prosesi pembukaan situs makam tersebut.
”Untuk pertama
kalinya dalam lebih dari dua abad, (situs) suci Edicule ini telah dipulihkan,”
kata Theophilos III dari otoritas Gereja Ortodoks Yunani pada upacara pembukaan
situs makam Yesus.
Bagian lain
dari situs itu telah direnovasi pada tahun 1960 dan 1990-an. Namun renovasi
terhenti sampai 2016 karena tiga otoritas penjaga situs makam tersebut terlibat
perseteruan.
Restorasi kali
ini mencakup sistem ventilasi yang dipasang dengan baut titanium ke dalam
lempengan batu yang menutupi makan Yesus. Teknik ini mirip dengan restorasi
untuk situs Acropolis dan Hagia Sophia.
Tetapi para
ilmuwan telah memperingatkan bahwa pekerjaan restorasi rawan menjadi bencana
runtuhnya situs tersebut.
”Ketika gagal,
kegagalan tidak akan menjadi proses yang lambat, tapi bencana,” kata Antonia
Moropoulou, kepala pengawas ilmiah NTUA, kepada National Geographic, yang
dilansir semalam (23/3/2017). (international.sindonews.com)
0 komentar:
Posting Komentar