Selasa, 04 April 2017

Imam Hanafi Menangis Karena Anak Kecil


Imam Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit yang lebih terkenal dengan Imam Hanafi adalah salah seorang ulama’ terkenal dan termasuk imam madzhab dunia. Suatu hari beliau bertemu seorang anak kecil miskin yang sedang berjalan memakai sepatu yang terbuat dari kayu.
“Hati-hati Nak, dengan sepatu kayumu itu, jangan sampai Engkau tergelincir”, kata Imam Hanafi menasehati. Sang bocahpun tersenyum dan bertanya, “Tuan bolehkah saya tahu namamu?”. “Nu’man”, jawab sang imam. “Jadi, tuan lah yang selama ini terkenal dengan al-imam al-a’dham (imam agung) itu?”, jawab sang bocah menimpali.
“Nak, bukan aku yang menyematkan gelar itu, melainkan masyarakatlah yang berprasangka baik dan meyematkan gelar baik itu kepadaku”, jawab Imam Hanafi.
“Wahai Sang Imam, hati-hati dengan gelarmu itu. Jangan sampai tuan tergelincir ke neraka gara-gara dia. Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskanmu ke kubangan api yang kekal jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya”, kata anak kecil yang memakai sepatu kayu tersebut.
Imam Hanafi pun menangis. Beliau merasa bersyukur masih ada yang mengingatkannya. Bahkan tidak disangka-sangka peringatan itu datang dari lidah anak kecil yang polos.
Dari cerita singkat di atas, kita dapat mengambil tiga hal yang dapat kita jadikan pelajaran.
1.    Meskipun Imam Hanafi seorang ulama yang terkenal,beliau tidak merasa tinggi hati dan sombong. Beliau tetap menerima nasehat dan kritikan dari siapapun. Bahkan anak kecil sekalipun.
2.    Beliau menyadari bahwa gelar yang disandangnya itu akan dimintai oleh Yang Maha Kuasa nanti di hari kiamat. Sehingga jangan sampai terbuai oleh gelar dan pangkat.

3.    Gelar dan jabatan yang tinggi tidak menjamin keselamatan seseorang di akhirat. Bisa jadi dengan gelar dan jabatan tersebut, justru seseorang dapat terjerumus lembah hita gara-gara hal tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Tim Redaksi Buletin Santri Nurul Ulum. Diberdayakan oleh Blogger.