Selain diikuti
para pemakalah, mahasiswa dari banyak negara, konferensi internasional tentang
Islam Nusantara yang digelar Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU)
Belanda juga diikuti lima duta besar RI dari Belanda, Lebanon, Arab Saudi,
Aljazair, dan Azerbaijan. Simak komentar mereka tentang acara yang digelar di
Vrije Universiteit Amsterdam, Belanda, seperti yang dilaporkan Hamzah Sahal
dari NU Online, Senin (27/3).
H.E. I Gusti
Agung Wesaka Puja, Dubes RI untuk Belanda:
Pertama,
seminar Islam di Belanda ini prakarsa yang sangat baik di saat situasi politik
di Belanda yang dewasa ini menunjukkan nuansa yang sangat lain dari wajah Islam
yang disampaikan oleh sebagian politisi Belanda yang ekstrem kanan. Kita
berkepentingan untuk meluruskan perskpektif mereka tentang Islam.
Kedua, ini
sebuah acara penting untuk mengumpulkan tokoh-tokoh Muslim, peneliti dunia
Islam dan tokoh NU dari berbagai negara.
Ketiga, dalam
konteks sosial budaya, acara ini memberikan semacam wahana di mana kita bisa
menunjukkan pemikiran, budaya, praktik hidup bangsa Indonesia di depan publik
di Belanda.
Agus Maftuh,
Dubes RI untuk Arab Saudi:
Saya senang
lihat NU di luar negeri. Saya senang lihat batik NU, dengar mereka bicara di
muka umum, hingga bertukar humor. Saya senang sekali. Ini jalan untuk membuka
syiar Islam damai yang belakangan tertutup oleh konflik berkepanjangan di Timur
Tengah.
Chozin
Chumaidi, Dubes RI untuk Libanon:
Rasa syukur
dan bangga pada yang digelar Belanda. Acara ini menguatkan jaringan Islam Sunni
yang moderat. Islam ala Aswaja yang moderat. Acara ini tidak boleh berhenti,
semuanya harus mendukung. PBNU, masyarakat, dan pemerintah Indonesia. Ini baru
permulaan, belum mekar. Tugas kita memekarkan tumbuhan yang sudah ditanam
anak-anak muda di PCINU Belanda.
Safira Rosa
Masrucha, Dubes RI untuk Aljazair:
Saya melihat
orang segitu banyak enjoy semua. Dari banyak kalangan, dari banyak negeri.
Mereka datang menikmati tradisi Islam dan Islam tradisi yang berkembang di
Indonesia. Acara begini adalah kebutuhan mendesak, perlu dikembang ke depan.
Husnan Bey
Fananie, Dubes RI untuk Azerbaijan:
Ini bukan
sekadar acara. Ini momentum untuk yang memperkenalkan Islam di Indonesia. Dunia
belum tahu Islam di Indonesia seperti apa. Banyak yang membayangkan kayak di
Timur Tengah. Kita multibudaya yang tidak ada di negeri Muslim lain dan damai
dengan segala dinamikanya.
Seminar ini
kerja taktis dan diplomatis yang sangat jitu dalam menghadapi persepsi jelek
tentang Islam. Islam sebagai inspirasi damai di Indonesia harus disuarakan
dengan lantang dan konsisten.
0 komentar:
Posting Komentar